Senin, 12 April 2010

ORANG YANG LUPA DAN ORANG YANG BERAKAL



A’udzubillahi minassyaithanirrajiim
Bissmillahirrahmanirrahiim
Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala Alihi Muhammad
"Orang lupa, apabila pada waktu pagi , ia memandang apa yang akan ia kerjakan. Sedangkan orang yang berakal, ia melihat ( memikirkan ) apa yang akan ditetapkan Allah bagi dirinya".
Pertama yang tersentak dalam hati dan fikiran seorang hamba pada pagi hari , sesuai dengan mizan Tauhid. Orang yang lalai , apabila pagi hari datang ia akan bingung mengatur dirinya, dan tidak tahu apa yang harus ia perbuat hari itu. Ia bertanya, " Apa yang akan saya kerjakan hari ini?" Adapun orang yang lalai , ia sibuk mengurus dirinya dengan keduniawiannya, ia melalaikan akan Tuhannya. Padahal ia sendiri tahu bahwasanya Allah jualah yang mengurus seluruh keperluan dunianya. Manusia itu sendiri tidak akan mengetahui tentang hari ini dan hari esok bagi dirinya.
sebaliknya , orang yang gunakan nuraninya tersinar dengan tauhid, ia tidak pernah lalai atas kekuasaan Allah, karena akalnya sehat dan imannya kokoh. Ia menerima semua kejadian sesuai dengan kehendak Allah SWT. Ia mampu mengendalikan perasaannya dengan akal dan cahaya tauhid yang bersinar dalam kalbunya, sehingga ia tidak berduka cita dan bersedih hati menghadapi peristiwa yang menimpa dirinya. Ia rela menerima pemberian Allah yang bagaimanapun keadaanya. Adalah Umar bin Abdul Aziz, ia lebih suka menjalankan tugas hidupnya apabila itu sudah menjadi ketentuan Allah ta'ala bagi dirinya. Penyerahan diri kepada Allah itu sangat penting bagi pemellihara iman dan kemurnian tauhid kepada Allah . Disaat apapun dan diwaktu kapanpun kemurnian iman hendklah dapat di pelihara. Hati manusia yang mudah mendapat rangsangan dan pengaruh dari luar , suka mengalami goncangan. Oleh karena itu kata ahli makrifat, hati itu diwaktu pagi atau petang hendaklah menyerah bulat-bulat kepada Allah. Agar Allah memandang manusia dengan pandangan rahmat dan kasih sayangNya. Kalian rida menerima pemberian Allah , banyak atau sedikit , dan Allah kelak akan rida kepada dirimu. Dengan cara ini kita tidak akan bingung dan bertanya-tanya tentang hidup kita, pekerjaan kita, makan dan minum kita , pakaian dan temoat tinggal kita. Karena semuanya telah kita terima dari Allah . Denga rida hati diterima dengan penuh syukur, dan menempatkan semua pemberian Allah itu sebagai anugrah yang berharga.
Manusia itu tidak menguasai dirinya sendiri, bukan pemilik dirinya sendiri , bukan pengatur dirinya sendiri , Allah jualah yang mengatur diri manusia itu , menguasai dan mengarahkannya bagi yang mau diarahkan.
Rasulullah Saaw. sendiri selalu memohon kepada Allah , agar melindungi dirinya dari marabahaya dan ketidak mampuan menguasai dirinya.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berada diwaktu pagi , aku tidak menguasai diriku, kalau terjadi bahaya atau kebaikan , mati atau hidup. Demikian juga hidup sesudah mati . Dan aku tidak mampu mendapatkan kecuali menjaga apa yang Engkau jaga untukku. Ya Allah , bantulah aku ( agar dapat mengerjakan apa yang Engkau sukai ,dan Engkau ridai dalam perkataan dan perbuatanku ), dalam melakukan taat kepadaMu. Sesungguhnya Engkau adalah zat yang memiliki karunia yang besar."
Demikian juga seperti doa ahli makrifat Abi Hasan Asy-Syadzily yang berserah diri kepada ketentuan Allah . tentunya penyerahan yang penuh dengan keyakinan atas bantuan Allah , setelah berikhtiar dalam bentukj yang diizinkan oleh Allah Ta'ala.
"Ya Allah, sesungguhnya perkara itu ada dalam kekuasaanMu, semuanya tertutup dari pengetahuanku. Sesungguhnya aku tidak mengetahui apa yang harus kupilih untuk diriku, maka pilihkanlah untukku, apa yang paling baik untukku, bimbinglah diriku untuk mendapatkan situasi yang baik, serta terpuji kesudahannya dalam pandangan agama, pandangan dunia dan pandangan akhirat. Sesungguhnya Engkau ( Allah ) yang Maha berkuasa atas segala sesuatu."
Hamba yang saleh hendaklah mampu menempatkan dirinya . Oleh karena hamba Allah , dalam segala gerakannya didunia ini , tidak dapat dipisahkan dari kehendak Allah Ta'ala. Allah Swt , adalah Perencana bagi alam semesta dan seluruh isinya.
"Lepaskanlah keangkuhanmu , hadapi ketiadaan dan kerendahanmu bersama Allah Ta'ala, dan syukurilah kelebihan serta kekuranganmu , karena sesungguhnya kedua hal itu sangatlah dapat menolongmu apabila kamu tidak termasuk orang yang lupa".

Mutu Manikam dari Kitab Al Hikam - Syaihk Ahmad Atailah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar