Sabtu, 23 Januari 2010

syukur




A’udzubillahi minassyaithanirrajiim
Bissmillahirrahmanirrahiim
Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala Alihi Muhammad


Pada setiap tarikan nafasmu ada kewajiban bersyukur atasmu, bahkan beribu kali bersyukur atau lebih. Syukur yang paling rendah adalah kesadarn bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT tanpa hati harus terikat pada suatu sebab selain Allah 'Azza wa jalla . Syukur juga berarti rida terhadap apa yang diberikan Allah dan kamu tidak mendurhakaiNya dengan nikmatNya serta menentangNya dalam setiap perintah dan laranganNya karena nikmatNya. Hendaknya kamu menjadi hamba yang pandai bersyukur atas nikmatNya disetiap kesempatan, niscaya kamu mengetahui dan menyadari bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Mulia terhadap segala hal.
Jika disisi Allah ada ibadah yang dilakukan oleh hambaNya yang tulus lebih luhur dan agung dari rasa syukur terhadap setiap hal, maka Dia akan menjadikannya sebagai ibadah yang wajib bagi seluruh mahluk. Namun karena tidak ada yang lebih utama dari bersyukur , maka Allah mengistimewakan syukur diantara sekian banyak ibadah dan memilih mereka yang melakukan ibadah ini. Dia berfirman, " hanya sedikit sekali dari hambaKu yang bersyukur (QS. Saba [34]:13 ).
Kesempurnaan dari rasa syukur adalah pengakuanmu dengan bahasa batin secara tulus pada Allah ' Azza wa jalla akan ketidakmampuanmu menggapai derajat syukur yang terendah dalam dirimu. Mendapatkan taufik untuk bersyukur merupakan kenikmatan yang juga harus disyukuri. Hal itu merupakan kenikmatan yang paling agung dan berkah yang paling mulia dari kenikmatan yang telah diberikan kepadamu. Dengan demikian pada setiap ungkapan rasa syukur harus ada syukur sesudahnya yang lebih besar sampai tidak ada batasnya. Seorang hamba tenggelam dalam lautan kenikmatanNya, namun lemah dan tak berdaya untuk menggapai derajat syukur yang tertinggi. Jika seperti itu kejadiannya, bagaimana mungkin seorang hamba bisa menyamakan rasa syukurnya dengan nikmat yang diberikan oleh Allah padanya. Kapan dia bisa menyamakan perbuatannya denga perbuatan Allah ? sedangkan hamba itu mahluk lemah yang tidak pernah memiliki kekuatan kecuali dari Allah 'Azza wa jalla . Pada saat yang sama , Allah sama sekali tidak membutuhkan ketaatan hambaNya. Dia sangat mampu untuk menambahkan kenikmatan. Jadilah hamba yang pandai bersyukur , dengan begitu anda akan melihat berbagai keajaiban dan jawaban dari pertanyaanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar